http://www.facebook.com/event.php?eid=161952027163219#!/event.php?eid=161952027163219
MwM kumpul alumni:
-Mengungkap Ketidak tahuan di balik keahlian Anda-
tiket: free.
Workshop Magic:
...-Mengungkap Keahlian Dibalik ketidak tahuan anda anda-
Jumat 22 Okt 2010
@Jln. gunung tampusu No.289 Rinegetan Tondano barat.
tiket: 100rb.
selama 6 jam
Materi:
*Psikologi dasar (Menganal diri sendiri, orang lain, serta keahlian)
*Mengenal Sulap
*Filosofi 5 aliran dan pendalamannya
*Pengenalan stage Hypnotis yg benar
*stage(tetrical dll) n street magic
*Filosofi Kartu dan dasar2 permainan kartu
*Bersahabat dengan Tarot
*Magic 4 icebreaker + trick stage Ilusion
*trick n skill bisa kapan saja di mana saja.
*coofe break (copy capucino dan snak)
*share + Progresif relaksasi untuk percaya diri dan pengembangan diri.
pembawa materi:Andreas Sendow C.H
seorang Hypnotis bersertifikat from The IBH, Tarot Psikologi, entertain Mind ilusioN, skaligus pendiri Mina'esa Waki Magic
Eko yiswa Rasti C.H
serang hypnotis bersertifikat, Mental Magic, Bezaare.. +Roker magician.
Mungkin akan ada 1 lagi............
daftarkan segera.. pendaftaran ditutup tgl 20.
Club seni sulap ber ciri khas daerah Minahasa dengan segala Budaya dan seni di dalamny. memiliki aliran: (Mental magic, Hypnotism, bezzare, IlusiON- classic, close up, fortune teller, cOMEDIAN MEGIC) juga melayani: `Hypnoterapy: utk ketakutan/phobia, brat badan, menghilangkan stress, traouma masa lalu, dan masih banyak lagi. `Ramalan `Kursus sulap . I jaja U santi : "AbrAkAdAbrA" pertama di sulut dengan warna daerah.ctc: 085298912348 / 04313325209 andreas
selesai prediksi Piala Dunia 2010 @kediaman Walikota Tomohon
Kamis, 14 Oktober 2010
Sabtu, 02 Oktober 2010
Kartu Tarot
Kartu Tarot
/firstHeading
bodyContent
tagline
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
Kartu tarot
Tarot adalah sekelompok kartu berjumlah 78 lembar yang umumnya digunakan untuk kepentingan spiritual atau ramalan nasib. 22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor. Set Tarot yang paling populer adalah Tarot Rider-Waite-Smith
yang diciptakan oleh A.E Waite dan ilustrator Pamela Colman Smith.
Dokumen sejarah mengindikasikan bahwa Tarot berasal dari Italia. Sampai
saat ini, permainan kartu Tarocchi masih sangat populer di Eropa.
Kartu Tarot tersusun oleh 78 kartu yang terbagi dalam dua kelompok yaitu Major Arcana dan Minor Arcana. Tarot yang paling populer saat ini adalah Tarot versi Rider-Waite-Smith. 22 kartu yang tergolong dalam Arcana Mayor sering disebut sebagai kartu trump, yang berarti mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan kartu-kartu Arcana Minor.
Berikut susunan kartu-kartu Arcana Mayor:
0 - The Fool
I - The Magician
II - The High Priestess (or The Popess)
III - The Empress
IV - The Emperor
V - The Hierophant (or The Pope)
VI - The Lovers
VII - The Chariot
VIII - Strength
IX - The Hermit
X - Wheel of Fortune
XI - Justice
XII - The Hanged Man
XIII - Death
XIV - Temperance
XV - The Devil
XVI - The Tower
XVII - The Star
XVIII - The Moon
XIX - The Sun
XX - Judgment
XXI - The World
Arcana Minor
56 kartu Arcana Minor sendiri tebagi menjadi 4 jenis kartu.
Menurut tradisi Italia, jenis-jenis kartu tersebut adalah Pedang,
Cawan, Tongkat, dan Koin. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari kartu
As, 2-10, dan kartu-kartu royal: Jack (disebut juga Page atau Knave), Knight (Ksatria), Queen dan King. Jumlah kartu tiap kelompok adalah 14 kartu.
Bandingkan kartu Arcana Minor dengan kartu remi
modern, yang lebih dikenal dengan sebutan kartu Sekop, Hati, Keriting,
dan Diamond dalam kartu remi. Setiap kelompok kartu Remi memiliki 13
kartu, yaitu As, 2-10, Jack, Queen dan King. Asal muasal kartu Remi pun
berkaitan dengan kartu Tarot. Peradaban Eropa mulai memainkan kartu
Remi dalam periode 1375-1380.
Dalam budaya Barat, kartu Tarot dipercaya memiliki kemampuan untuk
meramal masa depan, nasib dan peruntungan, kartu Tarot bahkan dipakai
sebagai alat untuk mencapai alam bawah sadar. Di negara-negara seperti
Prancis, Italia, Swiss, Austria dan Jerman, Tarot masih menjadi
permainan kartu favorit.
Asal-usul
Tarocchi
Kartu Tarot berasal dari Italia. Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan (Trionfi: berjaya atau menang, triumph).
Sebanyak 28 dokumen tertanggal 1442-1463 mencantumkan permainan kartu
bernama Trionfi. Kartu-kartu Trionfi tersebut pun masih dapat dijumpai
saat ini. Setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah
menjadi Tarocchi.
Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781. Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth.
Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk
dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke
Avignon, Prancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif (Hieroglyph)
[sunting] Sejarah
Gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa tidaklah selalu
melarang permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan
warganya memainkan Tarot dimana permainan kartu sejenis lainnya
jelas-jelas dilarang.
Hak eksklusif tersebut tidaklah berlangsung lama. Pada akhir abad
ke-14 seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara
tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu. Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis diterbitkan di tahun 1370 (Beberapa ahli menyatakan 1377).
Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa di tahun 1379. Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan Setan.
Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad
ke-15. Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti,
keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu
tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti
dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis
miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont
Morgan, 26 kartu di Accademia Carrara, 13 kartu di Casa Colleoni,
dan 4 kartu (Devil, Tower, Three of Swords, dan Knight of Coins) tidak
dapat ditemukan, atau mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu
'Visconti-Sforza' ini direproduksi secara meluas. Dalam set tersebut,
Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin dan Cawan) dan Major
Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada
saat itu.
[sunting] Simbolisme Tarot
Ilustrasi dan interpretasi Tarot berkembang sejalan dengan
perkembangan zaman. Seringkali, ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani
pandangan mistis dan kebutuhan penggunanya.
Berdasarkan interpretasi Arthur Edward Waite,
artis Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana. Hasil
karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company. Set Tarot ini menjadi set yang paling populer di peradaban modern. Set kartu tersebut dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith. A.E. Waite menerbitkan buku petunjuk interpretasi Tarotnya, The Pictorial Key to the Tarot (1910).
Dua puluh dua kartu yang terdapat dalam Arcana Mayor banyak menimbulkan perdebatan, baik arti dari set itu sendiri, maupun interpretasi masing-masing kartu. Secara umum, Arcana Mayor dimengerti sebagai perjalanan hidup the Fool
(si Pandir), melalui segala prahala dan rintangan sampai akhirnya dia
menemukan kebijaksanaan. Pengertian tersebut diusulkan oleh Eden Gray pada pertengahan abad ke-20.
Tarot dikaitkan dengan berbagai bidang studi seperti Astrologi, Numerologi Pythagoras, Kabalah, I Ching, dan lain-lain. Empat simbol Minor Arcana sering diasosiasikan dengan empat elemen dasar: udara (Pedang), api (Tongkat), air (Cawan), dan tanah/batu (Pentacle/Koin).
sekedar berbagi...
salam saya Andreas Pascal C.H
/firstHeading
bodyContent
tagline
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
Kartu tarot
Tarot adalah sekelompok kartu berjumlah 78 lembar yang umumnya digunakan untuk kepentingan spiritual atau ramalan nasib. 22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor. Set Tarot yang paling populer adalah Tarot Rider-Waite-Smith
yang diciptakan oleh A.E Waite dan ilustrator Pamela Colman Smith.
Dokumen sejarah mengindikasikan bahwa Tarot berasal dari Italia. Sampai
saat ini, permainan kartu Tarocchi masih sangat populer di Eropa.
Kartu Tarot tersusun oleh 78 kartu yang terbagi dalam dua kelompok yaitu Major Arcana dan Minor Arcana. Tarot yang paling populer saat ini adalah Tarot versi Rider-Waite-Smith. 22 kartu yang tergolong dalam Arcana Mayor sering disebut sebagai kartu trump, yang berarti mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan kartu-kartu Arcana Minor.
Berikut susunan kartu-kartu Arcana Mayor:
0 - The Fool
I - The Magician
II - The High Priestess (or The Popess)
III - The Empress
IV - The Emperor
V - The Hierophant (or The Pope)
VI - The Lovers
VII - The Chariot
VIII - Strength
IX - The Hermit
X - Wheel of Fortune
XI - Justice
XII - The Hanged Man
XIII - Death
XIV - Temperance
XV - The Devil
XVI - The Tower
XVII - The Star
XVIII - The Moon
XIX - The Sun
XX - Judgment
XXI - The World
Arcana Minor
56 kartu Arcana Minor sendiri tebagi menjadi 4 jenis kartu.
Menurut tradisi Italia, jenis-jenis kartu tersebut adalah Pedang,
Cawan, Tongkat, dan Koin. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari kartu
As, 2-10, dan kartu-kartu royal: Jack (disebut juga Page atau Knave), Knight (Ksatria), Queen dan King. Jumlah kartu tiap kelompok adalah 14 kartu.
Bandingkan kartu Arcana Minor dengan kartu remi
modern, yang lebih dikenal dengan sebutan kartu Sekop, Hati, Keriting,
dan Diamond dalam kartu remi. Setiap kelompok kartu Remi memiliki 13
kartu, yaitu As, 2-10, Jack, Queen dan King. Asal muasal kartu Remi pun
berkaitan dengan kartu Tarot. Peradaban Eropa mulai memainkan kartu
Remi dalam periode 1375-1380.
Dalam budaya Barat, kartu Tarot dipercaya memiliki kemampuan untuk
meramal masa depan, nasib dan peruntungan, kartu Tarot bahkan dipakai
sebagai alat untuk mencapai alam bawah sadar. Di negara-negara seperti
Prancis, Italia, Swiss, Austria dan Jerman, Tarot masih menjadi
permainan kartu favorit.
Asal-usul
Tarocchi
Kartu Tarot berasal dari Italia. Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan (Trionfi: berjaya atau menang, triumph).
Sebanyak 28 dokumen tertanggal 1442-1463 mencantumkan permainan kartu
bernama Trionfi. Kartu-kartu Trionfi tersebut pun masih dapat dijumpai
saat ini. Setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah
menjadi Tarocchi.
Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781. Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth.
Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk
dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke
Avignon, Prancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif (Hieroglyph)
[sunting] Sejarah
Gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa tidaklah selalu
melarang permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan
warganya memainkan Tarot dimana permainan kartu sejenis lainnya
jelas-jelas dilarang.
Hak eksklusif tersebut tidaklah berlangsung lama. Pada akhir abad
ke-14 seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara
tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu. Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis diterbitkan di tahun 1370 (Beberapa ahli menyatakan 1377).
Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa di tahun 1379. Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan Setan.
Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad
ke-15. Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti,
keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu
tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti
dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis
miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont
Morgan, 26 kartu di Accademia Carrara, 13 kartu di Casa Colleoni,
dan 4 kartu (Devil, Tower, Three of Swords, dan Knight of Coins) tidak
dapat ditemukan, atau mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu
'Visconti-Sforza' ini direproduksi secara meluas. Dalam set tersebut,
Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin dan Cawan) dan Major
Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada
saat itu.
[sunting] Simbolisme Tarot
Ilustrasi dan interpretasi Tarot berkembang sejalan dengan
perkembangan zaman. Seringkali, ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani
pandangan mistis dan kebutuhan penggunanya.
Berdasarkan interpretasi Arthur Edward Waite,
artis Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana. Hasil
karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company. Set Tarot ini menjadi set yang paling populer di peradaban modern. Set kartu tersebut dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith. A.E. Waite menerbitkan buku petunjuk interpretasi Tarotnya, The Pictorial Key to the Tarot (1910).
Dua puluh dua kartu yang terdapat dalam Arcana Mayor banyak menimbulkan perdebatan, baik arti dari set itu sendiri, maupun interpretasi masing-masing kartu. Secara umum, Arcana Mayor dimengerti sebagai perjalanan hidup the Fool
(si Pandir), melalui segala prahala dan rintangan sampai akhirnya dia
menemukan kebijaksanaan. Pengertian tersebut diusulkan oleh Eden Gray pada pertengahan abad ke-20.
Tarot dikaitkan dengan berbagai bidang studi seperti Astrologi, Numerologi Pythagoras, Kabalah, I Ching, dan lain-lain. Empat simbol Minor Arcana sering diasosiasikan dengan empat elemen dasar: udara (Pedang), api (Tongkat), air (Cawan), dan tanah/batu (Pentacle/Koin).
sekedar berbagi...
salam saya Andreas Pascal C.H
Jumat, 01 Oktober 2010
PENGGALIAN BATU PINAWETENGAN TAHUN 1888
Setelah membanding-bandingkan semua ceritera yang dikumpulkan maka J. Alb. T. schwarz dan J.G.F. Riedel tahun 1861mengambil kesimpulan bahwa ada batu suci orang Minahasa yang berada di bawah tanah di bukit Tonderukan. Lokasi itu telah diketahui namanya oleh J.G.F. Riedel berdasarkan ceritera rakyat yang disebut “Watu Rerumeran ne Empung” atau batu-batu tempat para leluhur duduk berunding. Ini dikarenakan di lokasi bukit Tonderukan terdapat beberapa batu di permukaan tanah yang kemungkinan besar batu-batu itu diletakkan setelah “Batu Pinawetengan” tenggelam ke dalam tanah.
Tanggal 9 Juni 1888 (H.M. Taulu Watupinawetengan 1983:16) atas prakarsa J.Alb.T.Schwarz para, penggali menemukan Batu Pinawetengan setelah menggali sekitar 3 (tiga) meter kedalam tanah. J.G.F. Riedel menepuk bahu J. Alb. T. Schwarz memberi salam dan mengatakan bahwa garis dan gambar pada batu itu adalah “inscripties” (catatan gambar) masa lalu Minahasa. Para pejabat Belanda M. De Kat membuat foto secara ditail dari gambar-gambar pada batu pinawetengan Mr. Hekmijer bekas presiden landraat (pengadilan) Manado membuat foto dari berbagai sisi batu terseBut, dan Morrees bekas kontrolir Tondano membuat foto ketika penggalian sampai ke dasar batu Pinawetengan. Banyak para tetua setempat dari Kanonang. Tompaso, Kawangkoan dan Sonder yang diminta oleh J. Alb. T. Schwarz untuk menjelaskan arti gambar-gambar tersebut, tapi tidak ada yang dapat menjelaskan arti gambar-gambar Manusia pada batu tersebut.
Arti gambar-gambar di Batu Pinawetengan menurut buku “Ethnographica uit de Minahasa” J. Alb. T. Schwarz 1905. halaman 5-7 adalah sebagai berikut :
Gambar batu dilihat dari atas memanjang dari utara timur kebarat ditengah agak ramping mungkin sebagai bahu. Di sebelah timur kepala, dan sebelah barat bahagian dada, mungkin setengah badan, karena Menurut legenda, pada mulanya manusia diciptakan hanya setengah, nanti Setelah Dewa LEMPOUW PALIT mengasihani manusia lalu menjadi lengkap seutuhnya.
Gambar-gambar manusia di bahagian atas, juga setengah badan walau dilengkapi mata, mulut, hidung dan telinga. Gambar manusia di batu bahagian barat, menghadap keselatan lengkap dengan tangan kaki dan kelamin wanita yang jelas.
Pada bahagian bahu bawah ada gambar simpul tali penangkap burung, juga garis-garis menghitung berjumlah tiga, lima, tujuh dan sembilan, mungkin menghitung jumlah bunyi burung Manguni. Garis di tengah mengarah ke utara ada denah gambar tempat pemukiman dan pintu negeri. Di sebelahnya lagi, ada gambar tangkai penumbuk padi (alu) dan alat penumbuk padi (lisung). Di sisi antara barat dan Selatan ada gambar jaring penangkap ikan, gambar ikan pari (nyoa) dan di utaranya ada gambar buaya, dan di sebelahnya ada gambar sarang buaya. Di sebelah Selatan ada gambar segi tiga dan gambar serangga berkaki.
Disebelah utara ada banyak gambar, tapi kurang jelas. Arah ke timur ada gambar ikan. Sebelah baratnya ada gambar ikan besar, kelelawar, hewan air bersirip punggung dengan ekor yang panjang kurang jelas ikan apa.
Orang tua-tua setempat tentu dapat menceritakan arti garis dan gambar secara pralogis spuranatural yang mereka ketahui secara turun-temurun, tapi karena ditahun 1888 itu pihak zending (Nederland-she-Genootschap) sedang mencapai puncaknya mengkristenkan seluruh Minahasa, maka hanya Tonaas JOEL LUMENTA dari Kanonang yang berani berceritera sedikit mengenai arti segi tiga (atas rumah) dan arti tiga garis simbol pintu masuk negeri.
Pengetahuan ethnografi tahun 1888 masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan jaman sekarang, dimana para ilmuwan anthropolog telah berhasil membaca arti gambar-gambar pada dinding batu dan gua-gua alam di seluruh Indonesia seperti di Sulawesi Selatan dan Tenggara. J.G.F. Riedel menulis (De Watu Rerumeran ne Empujig 1986 halaman, 3) di sebelah utara batu Pinawetengan pada dinding tebing gunung ada batu bentuk manusia setinggi 3 (tiga) meter. Yang satu di sebelah utara dan yang satu lagi di sebelah Selatan (Ni’utakan), berdekatan sebagai TOAR dan LUMIMUUT seperti memandang pada batu Pinawetengan.
Gambar manusia di permukaan batu adalah yang paling kemudian. Gambar-gambar jerat penangkap burung, perangkap babi hutan, jala penangkap ikan, kelelawar, ikan buaya (simbol mata pencaharian) dan simbol ikan pari (nyoa) yang menunjukkan musim menangkap ikan di laut. Tiap subethnis punya pantai sendiri untuk menangkap ikan, berburu binatang liar babi hutan dan sapi hutan yang dapat menimbulkan masalah perang antar subethnis. Misalnya apabila pemburu dari Tontemboan mengejar binatang buruan sampai masuk wilayah subethnis Tombulu, maka akan menjadi masalah yang kemudian diadakan perdamaian di batu PInawetengan. Berapa bahagian hasil tangkapan ikan oleh kaum PAKSIUWAN TELU yang harus mereka serahkan pada kaum penguasa MAKATELU PITU. Di wilayah manakah orang boleh menjaring kelelawar dan di wilayah yang tidak, semuanya ada ketentuan, karena ada penguasa yang mengatur. Yang jelas semua perselisihan yang sampai meresahkan seluruh masyarakat Minahasa, akan didamaikan melalui perundingan di Batu PInawetengan.
Kelompok masyarakat yang tidak mengakui atau memuji leluhur utama TOAR – LUMIMUUT dan KAREMA akan dimusuhi seluruh subethnis Minahasa. Ikrar ini dikuatkan dengan membuat gambar manusia simbol leluhur utama di Batu Pinawetengan yaitu perdamaian diahiri dengan korban manusia. Menurut legenda (J. Alb. T. Shcwarz 1905:4) ketika subethnis Minahasa kembali bersatu, seorang prajurit muda bernama PORONG TOKAI (Topi perang) anak dari panglima perang wanita TOMBARIAN dan Tumaratas dijadikan sebagai korban untuk perdamaian di batu pinawetengan. Setelah korban dibunuh, barulah diadakan acara makan bersama yang mungkin terjadi pada abas ke-7. Hanya kedua kaki setengah badan ke bawah yang diserahkan kembali pada ibunya. Setengah badan keatas dipotong-potong dan dibawa pulang oleh para peserta rapat umum ke masing-masing negeri asalnya, yang mungkin sebagai tanda bahwa yang melawan keputusan di batu pinawetengan akan mati dibunuh.
Gambar-gambar manusia dewa TOAR ketika masih bayi, dewi KAREMA bermahkota dan dewi LUMIMUUT di atas permukaan batu Pinawetengan, mungkin berasal dari abad ke-7 sebagai pengakuan semua subethnis Minahasa adalah keturunan TOAR dan LUMIMUUT. Gambar dewi kesuburan “Lingkan Wene” dan simbol dewi padi (bentuk padi yang mempunyai mata) berasal dari abad ke-9, karena dewi Lingkan wene yang pertama baru muncul abad ke-9.
Gambar ikan, kelelawar dan tuanya sudah tidak terlihat jelas lagi, bahkan mungkin sekarang ini telah hilang karena dirusak tangan-tangan jahil. Gambar ikan pari disebut “Nyoa” masih digunakan sampai abad 19 dengan nama “Pahik pokol” simbol musim menanam bulan Oktober (De Alfoersche Gerennem J. Ren Hove, 1887). Dewa TOAR dapat digambarkan sebagai tiang atau batang pohon (Tu’ur) dan dewi KAREMA sebagai dewi bintang dapat digambarkan sebagai meteor yang disebut “Bintang sosapu” Meteor seperti “Komet Heily” yang mempunyai ekor yang terang benderang dimalam hari, yang merupakan peristiwa jagat raya yang menimbulkan rasa takut pada masyarakat Minahasa dijaman lampau.
Sebelum tahun mesehi, gambar-gambar dibuat pada sisi bawah batu PInawetengan karena seluruh batu berada di atas permukaan tanah, abad ke-7 sampai dengan abad ke-9, gambar dibuat di bahagian atas batu karena setengah dari batu sudah tertutup tanah, dan tahun 1888 seluruh batu sudah tenggelam kedalam tanah.
Dan sekarangpun antara tahun 1968 sampai tahun 2006 sejak batu itu digali pada 9 Juni 1888, batu itu sudah terbenam 4 Cm kedalam tanah. Dan pada tahun 1968 almarhum Gubernur H.V.WORANG membuat bangunan beton dan lantai semen di bahagian bawah tempat berpijak. Tahun 2006 batas lantai semen tempat berpijak yang dibuat tahun 1968 oleh almarhum H.V.WORANG sudah turun 4 cm sebagai tanda bahwa lantai tanah tempat berpijak sudah turun 4 Cm yang berarti batu pinawetengan turun atau terbenam 4 Cm dari posisi tahun 1968.
Nilai sakral batu pinawetengan tidak akan hilang dari hati dan pikiran sebahagian besar orang Minahasa di Minahasa maupun diluar Minahasa, karena walaupun batu itu dipecahkan dan ditimbun seperti keadaannya sebelum tahun 1868, di lokasi inilah lahir persatuan antar Subethnis TOU MINAHASA (orang Minahasa) sebuah kata yang berarti “Mina” (menjadi), “Esa” (satu) yang terbentuk melalui proses waktu yang panjang selama berabad-abad, bahkan kemudian masih harus dikukuhkan lagi pada abad 14, karena sub-ethnis Minahasa yang sudah semakin banyak jumlahnya dengan tambahan subethnis Minoritas.
Arti gambar dan garis-garis di batu Pinawetengan bukan huruf, tapi gambaran mengenai Manusia pertama Minahasa dengan perubahannya, wilayah pemukiman dan bentuk perkampungan, kelas lapisan masyarakat, sistem pemerintahan yang tidak berpusat pada lokasi tertentu, mata pencaharian berburu sampai bercocok tanam, dan sebagainya.
Langganan:
Postingan (Atom)